Hama yang menyerang tanaman jagung antara lain:. Semut dan burung. Hama ini menyerang tanaman jagung saat awal tanam dengan cara membawa biji jagung atau memakan biji jagung saat di tanam.
Cara penaggulanganya:sebelum tanam , biji jagung dicampur dengan insektisida bahan aktif karbosulfan Marshal 25 st takaran gram untuk 8 kg benih jagung ,dicampur merata.
Ulat daun dan belalang hijau. Gejala histologi dapat dibedakan menjadi tiga tipe gejala, yaitu nekrosis, hipoplasia, dan hiperplasia. Gejala nekrotik merupakan gejala penyakit yang ditandai dengan degenerasi protoplas diikuti dengan matinya sel-sel, jaringan, organ dan seluruh tumbuhan, yang dapat berupa bercak, bintik, noda, dan hawar.
Gejala umum dari hipoplasia yaitu ukuran dibawah normal dan warna yang pucat, misalnya kerdil, roset, mosaic, dan albinasi. Gejala hiperplastik merupakan gejala yang timbul karena hasil pertumbuhan yang luar biasa ukuran atau perkembangan dini yang abnormal dari organ tumbuhan misalnya keriting, membengkoknya tajuk, atau menggulungnya daun karena pertumbuhan yang berlangsung pada satu sisi, puru, dan kudis.
Diganosis seringkali ditemukan tanda-tanda, yaitu kenampakan makroskopis patogen atau bagiannya memegang peranan penting. Tanda-tanda umumnya terbatas pada penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Jamur-jamur parasit tertentu akan membentuk struktur-struktur di luar badan tumbuhan, khususnya yang menghasilkan spora. Tanda-tanda yang sering muncul adalah dalam bentuk miselium, karat, tepung, jamur hitam, smut gosong bengkak , cacar putih, bercak, sklerotium, dan lendir bakteri.
Kata pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan cida yang berarti pembunuh. Jadi secara sederhanapestisida diartikan sebagai pembunuh hama yaitu tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi, bakteri, virus, nematode, siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Menurut Permenkes RI, No. Akarisida : Berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida juga disebut Mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
Algisida : Berasal dari kata alga bahasa Latinnya berarti ganggang laut, berfungsi untuk membunuh alga. Contonhnya Dinamin. Avisida : Berasal dari kata Latin avis bahasa Latinnya berarti burung, fungsinya sebagai pembunuh atau penolak burung. Contohnya Avitrol untuk burung kakak tua. Bakterisida : Bersala dari kata Latin bacterium atau bakron, berfungsi untuk membunuh bakteri. Contohnya Agrept, Agrimycin, Bacticin. Fungisisda : Berasal dari kata Latin fingus atau kata Yunani spongos yang artinya jamur.
Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan. Dapat bersifat fungiostik membunuh cendawan atau fungistatik menekan pertumbuhana cendawan. Contohnya Benlate, Dithane M 80P. Herbisisda : Berasal dari kata latin herba yang artinya tanaman setahun, berfungsi untuk membunuh gulma. Contohnya Gramoxone, Basta AS. Insektisida : Berasal dari kata latin insectum artinya keratan, potongan, segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh serangga.
Contohnya Lebaycid, Lirocide EC. Larvisida : Berasal dari kata Yunani lar berfungsi untuk membunuh ulat larva. Contohnya Fenthinol, Dipel. Molluksisida : Berasal dari kata Yunani molluscus artinya berselubung tipi atau lembek, berfungsi untuk mtmbunuh siput.
Nematisida : Berasal dari kata Latin nematoda atau bahasa Yunani nema berarti benang, berfungsi untuk membunuh nematoda. Contohnya Nemacur, Furadan, Basamid G. Ovisida : Berasal dari kata Latin novum berarti telur, berfunsi untuk merusak telur. Pedukululisida : Berasal dari kata Latin pedis yang berarti kutu, tuma, berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma : M.
Piscisida : Berasal dari kata Yunani pisces yang berarti ikan, berfungsi untuk membunuh ikan. Contohnya Sqouxin. Predidisida : Berasal dari kata Yunani pradea berarti pemangsa, berfungsi untuk pembunuh predator. Rodentisida : Berasal dari kata Yunani roder yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus. Silvisida : Berasal dari kata Latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon. Termisida : Berasal dari katau Yunani termes artinya serangga pelubang kayu, berfungsi untuk membunuh rayap.
Diatas AE populasi hama telah mengakibatkan kerugian yang nilainya lebih besar daripada biaya pengendalian. Menurut Stern et al cit. Sedangkan ALE didefinisikan sebagai padatan populasi terendah yang mengakibatkan kerusakan ekonomi. Kerusakan ekonomi terjadi bila nilai kerusakan akibat hama sama atau lebih besarnya dari biaya pengendalian yang dilakukan, sehingga tidak terjadi kerugian.
Dengan demikian AE merupakan dasar pengendalian hama untuk menggunakan pestisida kimia. Padi termasuk dalam suku padi- padian atau Poaceae sinonim: Graminae atau Glumiflorae. Tanaman semusim, berakar serabut, batang sangat pendek, struktur berupa batang yang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang, daun sempurna dengan pelepah tegak, berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang, bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam Sulistyawati dan Nugraha, Menurut Aksi Agraris Kanisius , tanaman padi memiliki bagian morfologi yang terdiri dari vegetatif dan generatif.
Bagian vegetatif terdiri dari akar, batang, dan daun. Akar, merupakan bagian tanaman yang berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan menjadi akar tunggang, akar serabut, akar rambut dan akar tajuk. Batang padi memiliki batang yang beruas- ruas, tingginya berkisar antara cm dan warna batangya hijau.
Anakan, tanaman padi akan membentuk rumpun dengan anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara bersusun yaitu anakan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Padi mempunyai anakan produktif sekitar batang. Daun padi adalah sisik dan telinga daun.
Daun padi dibagi menjadi beberapa bagian yakni helaian daun, pelepah daun, dan lidah daun. Daun berwarna hijau, muka daun sebelah bawah kasar, posisi daun tegak dan daun benderanya tegak. Sedangkan bagian generatif padi terdiri dari malai dan bulir. Malai, merupakan sekumpulan bunga padi spikelet yang keluar dari buku paling atas. Bulir padi terletak pada cabang pertama dan kedua. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara menanamnya.
Bulir padi gabah merupakan ovary yang sudah masak, bersatu dengan palea. Buah ini adalah hasil penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai bagian-bagian seperti embrio lembaga , endosperm, dan bekatul. Bentuk gabah padi adalah panjang ramping dan warna gabah kuning bersih. Gabah yang sudah dibersihkan kulitnya disebut dengan beras.
Menurut AAK , secara umum pemasakan bulir pada tanaman padi terbagi atas empat stadia, yaitu: 1. Stadia masak susu hari setelah berbunga merata , 2. Stadia masak kuning 7 hari setelah masak susu , 3. Stadia masak penuh 7 hari setelah masak kuning dan 4. Stadia masak mati 6 hari setelah masak penuh. Menurut Sudarmo , secara umum ada tiga stadia pertumbuhan tanaman padi dari awal penyemaian hingga panen, yaitu : 1.
Stadia vegetatif ; dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Pada varietas padi yang berumur pendek hari stadia ini lamanya sekitar 55 hari, sedangkan pada varietas padi berumur panjang hari lamanya sekitar 85 hari. Stadia reproduktif ; dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas berumur pendek lamanya sekitar 35 hari, dan pada varietas berumur panjang sekitar 35 hari juga.
Stadia pembentukan gabah atau biji ; dari pembungaan sampai pemasakan biji. Lamanya stadia sekitar 30 hari, baik untuk varietas padi berumur pendek maupun berumur panjang. Sebagai negara yang beriklim tropis dan keanekaragaman agroklimat, Indonesia mampu menghasilkan hampir semua jenis buah tropika dan sub tropika termasuk mangga. Tanaman mangga termasuk ke dalam tumbuhan berbiji Spermatophyta dengan biji tertutup Angiospermae dan berkeping dua Dicotyledoneae. Tanaman mangga merupakan kelompok tumbuhan biji yang berupa pohon yang batangnya keras dan berkayu.
Tanaman mangga mempumyai toleransi tumbuh yang tinggi, baik pada daerah dataran rendah maupun pada daerah dataran tinggi, baik dengan curah hujan sedikit maupun banyak. Untuk membudidayakan tanaman mangga dengan optimal harus dilakukan pada daerah dengan temperatur, curah hujan, keadaan awan dan angin yang sesuai. Namun, tumbuhan mangga tidak selamanya dapat terlepas dari serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit tanaman dapat disebut juga sebagai organisme pengganggu tanaman OPT.
Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Terdapat puluhan bahkan ratusan jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman mangga. Berbagai hama dan penyakit pada tanaman mangga yang menyerang dapat ditandai dari gejala-gejala serangan yang timbul.
Mojolaban, Palur, Kab. Sukoharjo, Surakarta, Jawa Tengah. Alat 1. Pulpen 2. Buku 3. Plastik 4. Bahan 1. Tanaman Padi 2. Tanaman Mangga 3. Binatang Hama 4. Patogen Penyakit 3. Mengamati tanaman yang menunjukkan adanya hama dan gejala penyakit. Menangkap hama tanaman dan bagian tanaman yang terkena penyakit dan dimasukkan ke dalam plastic untuk diidentifikasi. Mengambil gambar hama tanaman dan tanaman padi yang terserang oleh penyakit. Mengidentifikasi jenis hama dan penyakit yang telah ditemukan berdasarkan gejala yang ditimbulkan.
Berikut adalah penjelasan mengenai hama dan penyakit yang ditemukan praktikan dibawah ini! Penggerek Batang Padi Stem Borer Penggerek batang padi merupakan hama yang sangat penting pada padi dan sering menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata. Terdapatnya penggerek di lapang dapat dilihat dari adanya ngengat di pertanaman dan larva di dalam batang.
Mekanisme kerusakan disebabkan larva merusak sistem pembuluh tanaman di dalam batang. Jenis-jenis ngengat penggerek batang padi yaitu : 1. Penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas Walker 2. Penggerek batang padi putih Scirpophaga innotata Walker 3. Penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis Walker Lepidoptera: Pyralidae 4. Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan penggerek adalah dari pembibitan sampai pembentukan malai. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya mengakibatkan anakan mati yang disebut sundep pada tanaman stadia vegetatif; dan beluk malai hampa pada tanaman stadia generatif.
Perbedaan hama sundep dan beluk yaitu : A. Sundep : Hama menyerang daun padi muda, menguning dan mati. Walaupun batang padi bagian bawah masih hidup atau membentuk anak tanaman baru tapi pertumbuhan daun baru tidak akan terjadi.
Beluk : Hama menyerang titik tumbuh tanaman padi yang sedang bunting sehingga buliran padi keluar, berguguran, gabah- gabah kosong dan berwarna keabu-abuan. Ngenat Nge penggerek t batang padi merah batang padi jambu. Gambar 7 : Gejala beluk. Perlu diketahui bahwa kerusakan pada stadia generatif maka tindakan pengendalian sudah terlambat atau tidak efektif lagi.
Gunakan insektisida yang berbahan aktif: karbofuran, bensultap, bisultap, karbosulfan, dimehipo, amitraz, atau fipronil. Insektisida kimiawi memiliki dampak yang negatif bagi lingkungan, untuk itu salah satu cara yang tepat untuk mengurangi penggunaan pestisida adalah dengan cara pencegahan, yang berupa penanaman bunga di sekitar areal persawahan. Bunga yang ditanam adalah bunga kenikir Cosmos sulphureus. Tanaman bunga berwarna kuning ini berjejer rapi di tepian sawah Desa Sonobijo, Kec.
Mojolaban, Kab. Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah. Bunga kenikir ini memiliki bau yang khas dan daunnya biasa untuk sayuran. Tanaman ini tumbuh liar. Ada juga yang rutin ditanam petani Kelompok Tani di sekitar Sawah Sonobijo ini.
Segerombolan serangga berterbangan diatas bunga ini, ada lebah, kumbang helm, capung, tomcat, sampai laba-laba. Mereka itu predator alami hama sawah. Petani tanam bunga buat jagain ekosistem padi. Gambar 8 : Bunga kenikir ditanam sebagai refugia Deretan bunga di pematang sawah itu jadi refugia shelter.
Refugia berada di kawasan dengan vegetasi di dalam atau sekitar lahan pertanian yang berfungsi sebagai sumber kehidupan musuh alami. Dalam membentuk refugia ini, berbagai jenis tanaman dibudidayakan di sekitar tanaman pokok. Nanti, pembentukan itu yang berpotensi menjadi mikrohabitat bagi musuh alami.
Desa binaan Balai Benih Palur ini jadi percontohan keberhasilan atas aplikasi tanaman bunga sebagai refugia. Pengendalian hama dengan insektisida kimiawi tak hanya merusak lingkungan, namun juga memunculkan spesies baru dari wereng atau wereng bio tipe baru. Populasi wereng meledak pun tak terelakkan. Agar tidak terulang, lebih baik kembali pada pengendalian alami dengan agen hayati, dengan rekayasa ekologi berupa refugia.
Pestisida yang berlebihan sekaligus menghilangkan musuh alami yang jadi keragaman pada ekosistem padi, berupa predator dan parasitoid. Pengendalian hama dengan penanaman bunga kenikir ini disebut refugia karena memiliki arti suaka. Maksudnya, suaka bagi musuh alami tanaman padi. Musuh alami itu ada tiga jenis, yakni, predator pemangsa seperti laba-laba, dan capung , parasitoid serangga yang menghabiskan seluruh atau sebagian hidup berada di inang hama atau serangga lain bahkan bisa mematikan inang dan patogen kelompok jamur, virus, bakteri antagonis yang memarasit serangga.
Padi menjadi tanaman monokultur sangat rentan terhadap hama dan penyakit. Meski demikian, sebenarnya hama alami dapat dikendalikan dengan musuh alami. Parasitoid memiliki peran sangat besar dalam mengendalikan hama, dalam hal ini adalah parasitoid lebah, sang musuh alami larva ngengat penggerek batang padi. Rekayasa ekosistem ini memanfaatkan musuh alami sebagai pengendali populasi organisme pengendali hayati. Pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat merupakan kondisi yang sangat disukai wereng.
Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan wereng coklat adalah dari pembibitan sampai fase matang susu. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya adalah tanaman menguning dan cepat sekali mengering. Umumnya gejala terlihat mengumpul pada satu lokasi - melingkar disebut hopperburn.
Ambang ekonomi hama ini adalah 15 ekor per rumpun. Siklus hidupnya hari. Mekanisme kerusakan adalah menghisap cairan tanaman pada sistem vaskular pembuluh tanaman. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara : 1 Pengendalian secara kultural dan penanaman varietas yang tahan 9 10 Gambar 9 : :Wereng coklat. Gambar 10 : Gejala hopperburn serangan. Sewaktu-waktu varietas tahan dapat menjadi rentan akibat perubahan biotipe wereng coklat; 2 Pemberian pupuk K untuk mengurangi kerusakan; 3 Insektisida bila diperlukan antara lain yang berbahan aktif: amitraz, buprofezin, beauveria bassiana 6.
Kepadatan populasi wereng hijau biasanya rendah, sehingga jarang menimbulkan kerusakan karena cairan tanaman dihisap oleh wereng hijau.
Namun karena kemampuan pemencaran dispersal yang tinggi, bila ada sumber inokulum sangat efektif menyebarkan penyakit. Populasi wereng hijau hanya meningkat pada saat tanam hingga pembentukan malai.
Kepadatan populasi tertinggi pada saat itu mencapai 1 ekor per rumpun. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya adalah tanaman menjadi kerdil, anakan berkurang, daun berubah warna menjadi kuning sampai kuning oranye. Ambang kendali adalah 5 ekor wereng hijau per rumpun. Jika tungro juga ada di lapang, 2 tanaman bergejala tungro per rumpun pertanda tungro telah ditularkan dan dapat merusak tanaman.
Siklus hidup hari. Gambar 11 : Wereng hijau Wereng hijau umumnya ditemukan di sawah irigasi dan tadah hujan, tidak lazim di pertanaman padi gogo. Hama ini sangat menyukai tanaman yang dipupuk nitrogen tinggi. Cara pengendalian hama ini yaitu dengan : 1 Tanam varietas tahan wereng hijau seperti IR72 dan IR66; 2 Pengendalian dilakukan jika di lapang terlihat gejala tungro; 3 Pemberian insektisida dilakukan apabila sudah mencapai ambang batas ekonomi; 3 Insektisida bila diperlukan antara lain gunakan yang berbahan aktif: BPMC, buprofezin, etofenproks, imidakloprid, karbofuran, MIPC, atau tiametoksam.
Kepinding tanah umumnya hanya menimbulkan masalah di beberapa lokasi tertentu dan menyerang padi dari fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Gambar 12 : Kepinding tanah Gejala kerusakan adalah di daerah sekitar lubang bekas hisapan berubah warna menjadi coklat menyerupai gejala penyakit blas.
Daun menjadi kering dan menggulung secara membujur. Gejala seperti sundep dan beluk merupakan gejala kerusakan yang umum yang menyebabkan gabah setengah berisi atau hampa.
Siklus hidupnya adalah hari. Mekanisme kerusakan adalah menghisap cairan tanaman. Kepinding tanah dewasa sangat tertarik kepada lampu perangkap; karena itu kepinding tanah yang terperangkap perlu dibakar dan dibunuh. Walang Sangit Rice Bug Walang sangit Leptocorisa oratorius Fabricius Hemiptera: Alydidae, merupakan hama yang umum merusak bulir padi pada fase pemasakan.
Serangga apabila diganggu akan mempertahankan diri dengan mengeluarkan bau. Selain sebagai mekanisme pertahanan diri, bau yang dikeluarkan juga digunakan untuk menarik walang sangit lain dari spesies yang sama.
Fase pertumbuhan tanaman padi yang rentan terhadap serangan walang sangit adalah dari keluarnya malai sampai matang susu. Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna dan mengapur, serta hampa. Gambar 13 : Walang sangit. Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran gabah yang sedang mengisi.
Cara pengendalian yaitu : 1 Kendalikan gulma di sawah dan di sekitar pertanaman; 2 Ratakan sawah dan pupuk secara merata agar pertumbuhan tanaman seragam; 3 Tangkap walang sangit dengan menggunakan jaring sebelum stadia pembungaan; 4 Umpan walang sangit dengan menggunakan ikan yang sudah busuk, daging yang sudah rusak, atau dengan kotoran ayam; 5 Aplikasi insektisida dilakukan apabila serangan sudah mencapai ambang ekonomi; 6 Aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan pada pagipagi sekali atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi; 6 Penggunaan insektisida bila diperlukan antara lain yang berbahan aktif: BPMC, fipronil, metolkarb, MIPC, atau propoksur.
Tikus Rat Tikus Rattus argentiventer Rob. Kerusakan parah terjadi jika tikus menyerang padi pada stadium generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru. Tikus merusak tanaman padi mulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir, dan menyisakan baris padi di pinggir petakan pada keadaan serangan berat. Tikus menyerang padi pada malam hari.
Pada siang harinya, tikus bersembunyi di dalam lubang pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah perkampungan dekat sawah. Pada periode bera, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah dan akan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi menjelang generatif. Tikus berkembang biak sangat cepat dan hanya terjadi pada periode padi generatif. Satu ekor tikus betina dapat menghasilkan 80 ekor tikus baru dalam satu musim tanam.
Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secara bersama-sama berkelompok dan terkoordinasi dengan cakupan wilayah sasaran pengendalian dalam skala luas hamparan. Kegiatan pengendalian yang sesuai dengan stadia pertumbuhan padi antara lain sebagai berikut. Gropyok dan sanitasi dilaukan pada habitat-habitat tikus seperti sepanjang tanggul irigasi, pematang besar, tanggul jalan, dan batas sawah dengan perkampungan.
Petak TBS dikelilingi parit dengan lebar 50 cm yang selalu terisi air untuk mencegah tikus menggali atau melubangi pagar plastik. Prinsip kerja TBS adalah menarik tikus dari lingkungan sawah di sekitarnya hingga radius m karena tikus tertarik padi yang ditanam lebih awal dan bunting lebih dahulu, sehingga dapat mengurangi populasi tikus sepanjang pertanaman. LTBS juga efektif menangkap tikus migran, yaitu dengan memasang LTBS pada jalur migrasi yang dilalui tikus sehingga tikus dapat diarahkan masuk bubu perangkap.
Pada periode tersebut, sebagian besar tikus sawah sedang berada dalam lubang untuk reproduksi. Metode tersebut terbukti efektif membunuh tikus beserta anak-anaknya di dalam lubangnya. Rodentisida hanya digunakan apabila populasi tikus sangat tinggi, dan hanya akan efektif digunakan pada periode bera dan stadium padi awal vegetatif. Serangga dewasanya seperti nyamuk kecil, dengan daya terbang yang relatif lemah sehingga penyebarannya hanya lokal saja.
Stadia tanaman padi yang rentan terhadap serangan ganjur adalah dari fase pembibitan sampai pembentukan malai. Ganjur dewasa aktif pada malam hari dan sangat tertarik pada cahaya. Gambar 19 : Serangga dewasa ganjur seperti nyamuk kecil Gambar 20 : Gejala kerusakan: daun menggulung seperti daun bawang.
Ciri kerusakan yang ditimbulkannya adalah daun menggulung seperti daun bawang. Anakan yang memiliki gejala seperti daun bawang ini tidak akan menghasilkan malai.
Pada saat tanaman mencapai fase pembentukan bakal malai, larva tidak lagi menyebabkan kerusakan. Siklus hidup ganjur hari dan larvanya memakan titik tumbuh tanaman.
Kerusakan akibat serangan larva hama putih palsu terlihat dengan adanya warna putih pada daun di pertanaman. Siklus hidup hama ini hari. Ngengat berwarna kuning coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak 3 buah yang garisnya lengkap maupun terputus. Pada saat beristirahat, ngengat membentuk segitiga. Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring berkembangnya industri pakan dan pangan.
Rendahnya hasiljagung disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor fisik iklim, jenis tanah dan lahan dan faktor biologis varietas, hama, penyakit dan gulma , serta faktor sosial ekonomi. Menurut Baco dan Tandiabang dalam Surtikanti , tidak kurang dari 50 spesies serangga telah diketemukan dapat menyerang tanaman jagung di Indonesia. Hama dan penyakit merupakan kendala dalam peningkatan produksi jagung.
Kendala dalam budidaya jagung yang menyebabkan rendahnya produktivitas jagung antara lain adalah serangan hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai menyerang tanaman jagung adalah ulat penggerek batang jagung, kutu daun, ulat daun, ulat penggerek tongkol, ulat grayak, lalat bibit, ulat tanah.
Sedangkan Bulai, Karat, penyakit gosong, penyakit busuk tongkol adalah penyakit yang sering muncul di tanaman jagung dan dapat menurunkan produksi jagung. Surtikanti , menyatakan bahwa di pertanaman jagung ada beberapa jenis hama yang diantaranya berstatus penting yaitu lalat bibit Atherigona sp. Penyakit — penyakit yang dapat menyerang tanaman jagung diantaranya penyakit bulai, peyakit Virus Mozaik Kerdil, hawar daun, hawar upih daun,dan busuk tongkol. Furnacalis ini mempunyai karakteristik kerusakan pada setiap bagian tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, tumpukan tassel yang rusak.
Cara pengendalian : a. Kultur teknis - Waktu tanam yang tepat. Pengendalian hayati Pemanfaatan musuh alami seperti : Parasitoid Trichogramma spp. Parasitoid tersebut dapat memarasit telur O. Predator Euborellia annulata memangsa larva dan pupa O.
Bakteri Bacillus thuringiensis Kurstaki mengendalikan larva O. Furnacalis, Cendawan sebagai entomopatogenik adalah Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae mengendalikan larva O. Ulat Grayak Spodoptera litura F. Kultur teknis - Pembakaran tanaman - Pengolahan tanah yang intensif. Predator Sycanus sp,. Andrallus spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles sp.
Pengendalian Kimiawi Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, dan karbaril. Penggerek tongkol jagung Helicoverpa armigera Hbn. Noctuidae Leppidoptera Gejala serangan : Imago betina akan meletakkan telur pada silk jagung dan sesaat setelah menetas, larva kan menginvasi masuk kedalam tongkol dann akan memakan biji yang sedang mengalami perkembangan.
Infestasi serangga ini akan menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol jagung. Kultur teknis Pengolahan tanah yang baik akan merusak pupa yang terbentuk dalam tanah dan dapat mengurangi populasi H. Armigera berikutnya. Pengendalian Hayati Musuh alami yang digunakan sebagai pengendali hayati dan cukup efektif untuk mengendalikan penggerek tongkol adalah Parasit, Trchogramma spp yang merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa Ichneumonidae parasit pada larva muda. Cendawan, Metarhizium anisopliae.
Kimiawi Untuk mengendalikan larva H. Armigera pada jagung, penyemprotan insektisida Decis dilakukan setelah terbentuknya rambut jagung pada tongkol dan diteruskan hari hingga rambut jagung berwarna coklat. Pengendalian hayati Parasitoid yang memarasit telur adalah Trichogramma spp, dan parasit larva adalah Opius sp. Dan Tetrastichus sp. Predator Clubiona japonicola yang merupakan predator imago.
Kultur teknis dan pola tanam Oleh karena aktivitas lalat bibit hanya selama 1 — 2 bulan pada musim hujan, maka dengan mengubah waktu tanam, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi, tanaman dengan tanaman bukan padi, dengan tanam serempak serangan dapat dihindari. Kimiawi Pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan dengan perlakuan benih seed dressing , yaitu thiodikarb dengan dosis 7,g b.
0コメント